Fobia adalah rasa takut berlebihan terhadap
sesuatu. Ketakutan tersebut dapat timbul saat menghadapi situasi, berada di
suatu tempat, atau ketika melihat hewan tertentu. Dalam kondisi fobia yang
parah, penderitanya akan berusaha menghindar dari objek yang dapat memicu
ketakutan.
Fobia
sebenarnya termasuk ke dalam penyakit gangguan kecemasan.
Kondisi ini dapat membuat penderitanya depresi, panik, serta membatasi
kegiatan.
Fobia
bisa bersifat spesifik atau kompleks. Contoh-contoh fobia spesifik, di
antaranya adalah takut terhadap kedalaman air, ketinggian, hewan, dokter, jarum
suntik, darah, atau takut
tertular penyakit seksual. Sedangkan contoh fobia kompleks, di antaranya
adalah takut terhadap situasi sosial, takut berbicara di depan umum, atau takut
berada di ruang terbuka.
Kebanyakan
kasus fobia spesifik dialami oleh penderitanya sejak masa kanak-kanak atau
remaja. Sedangkan fobia kompleks umumnya mulai berkembang ketika penderitanya
memasuki kehidupan dewasa.
Gejala
Fobia
Tanda
fobia pada diri seseorang dapat mudah dikenali dari reaksi takut berlebihan
yang diperlihatkannya ketika melihat objek atau menghadapi situasi tertentu.
Selain rasa takut yang berlebihan, fobia juga bisa disertai dengan serangan
panik yang ditandai dengan:
- Disorientasi atau bingung.
- Pusing dan sakit kepala.
- Mual.
- Dada terasa sesak dan nyeri.
- Sesak napas.
- Detak jantung meningkat.
- Tubuh gemetar dan berkeringat.
- Telinga berdenging.
- Sensasi ingin selalu buang air kecil.
- Mulut terasa kering.
- Menangis terus-menerus dan takut ditinggal sendirian
(terutama pada anak-anak).
Penyebab
Fobia
Hingga
kini penyebab fobia belum diketahui secara jelas. Meski begitu, ada beberapa
faktor yang diduga kuat dapat memicu kondisi ini, di antaranya:
- Peristiwa traumatis atau pengalaman buruk. Fobia sering dikaitkan dengan peristiwa
traumatis yang dialami sebelumnya atau pengalaman buruk pada masa kecil.
Misalnya, seseorang yang pernah terkurung saat masih kecil cenderung
takut terhadp ruang tertutup ketik baeranjak dewasa.
- Perubahan fungsi otak. Beberapa fobia spesifik dapat disebabkan oleh perubahan
yang terjadi pada fungsi otak.
- Genetik dan lingkungan. Fobia dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan
atau keluarga. Contohnya, seseorang cenderung akan mengalami fobia
jika dibesarkan oleh orang tua yang sering mengalami kecemasan.
Diagnosis
dan Pengobatan Fobia
Fobia
biasanya dapat mudah terdiagnosis oleh dokter dari gejala-gejala yang mengarah
pada kondisi tersebut, dengan diperkuat oleh riwayat penyakit (termasuk
kejiwaan), riwayat penggunaan obat, dan riwayat kehidupan sosial pasien.
Penanganan
terhadap fobia dapat dilakukan melalui terapi psikologi, salah satunya yang
efektif adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu pasien mengubah
cara pandang dan cara bersikap terhadap suatu masalah. Dalam kasus fobia,
ahli terapi akan membantu pasien mengatasi rasa takut melalui teknik pemaparan
atau desentisasi. Dengan teknik pemaparan terhadap benda atau suasana yang
ditakuti, rasa takut diharapkan dapat berkurang secara bertahap sehingga
pada akhirnya pasien dapat mengendalikn fobia yang dialami. Contohnya, adalah
pada pasien yang mengalami fobia terhadap ular. Awalnya, pasien akan diminta
untuk membaca tulisan tentang ular, lalu diperlihatkan gambar
hewan tersebut. Tahapan berikutnya adalah dengan mengunjungi kandang
ular, yang dilanjutkan dengan memegang reptil tersebut secara langsung.
Di
samping teknik tersebut, ahli terapi juga akan mengajarkan pasien teknik untuk
mengendalikan diri. Misalnya, melalui teknik relaksasi untuk membantu
mengatur ketenangan dan pernapasan, atau teknik visualisasi untuk membayangkan
keberhasilan mengatasi situasi.
Hasil
yang lebih efektif akan terlihat saat beberapa teknik terapi dipadukan dengan
ditunjang oleh penerapan gaya hidup sehat. Misalnya beristirahat secara cukup,
mengonsumsi makanan sehat secara teratur, dan rajin berolah raga.
Selain
melalui terapi, gejala fobia juga dapat diredakan dengan obat-obatan.
Kendati demikian, obat biasanya hanya diberikan untuk jangka waktu pendek.
Contoh obat yang kemungkinan diresepkan dokter dalam kasus fobia adalah:
- Penghambat pelepasan serotonin (SSRIs). Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi salah satu
hormon transmiter di dalam otak, yaitu hormon
serotonin, berperan dalam menciptakan dan mengatur suasana hati.
- Penghambat beta (beta blockers). Obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertensi
dan gangguan jantung ini diberikan untuk menghambat
reaksi-reaksi yang muncul dari stimulasi adrenalin akibat rasa
cemas, seperti suara dan tubuh gemetar, jantung berdebar, atau tekanan
darah meningkat.
- Benzodiazepine. Obat
ini diberikan untuk mengatasi kecemasan dalam tingkat yang parah. Biasanya
pemberian benzodiazepine akan dikurangi secara
bertahap seiring membaiknya kondisi guna menghindari ketergantungan.
Jenis Fobia
1.
Scriptophobia
(takut menulis di tempat umum).
Orang yang mempunyai
fobia ini mempunyai ketakutan untuk menulis sesuatu di tempat umum atau tempat
ramai. Oleh karenanya, mereka akan menulis di tempat di mana tak ada orang lain
yang dapat melihatnya, seperti misalnya menulis di tempat gelap.
2.
Kathisophobia
(takut duduk).
Orang
yang mempunyai fobia ini merasa sangat takut untuk duduk. Oleh karenanya,
mereka akan selalu menghindari duduk dan lebih memilih berdiri bagaimanapun
kondisinya. Agak sulit dipercaya tapi ternyata memang benar-benar ada.
3.
Consecotaleophobia
(takut sumpit).
Orang
yang mempunyai fobia ini merasa takut dengan sumpit. Bagi mereka, dua bilah
kayu sebagai alat makan akan membuat mereka merasa sangat cemas. Oleh
karenanya, mereka lebih memilih alat makan lain seperti sendok, garpu, dan
pisau.
4.
Chirophobia
(takut pada tangan).
Chirophobia adalah
rasa takut akan tangan, baik tangan sendiri atau tangan orang lain. Orang yang
menderita ini takut berjabat tangan, mungkin akan menutupi tangan mereka dengan
sarung tangan dan bahkan tidak pernah mencuci tangan mereka.
5.
Panophobia
(takut segalanya).
Panophobia
adalah rasa takut dengan segalanya. Orang yang punya fobia ini mempunyai rasa
khawatir dan ketakutan yang berlebihan kepada segala hal, mereka takut sesuatu
yang buruk sedang atau akan terjadi kepada mereka.
6.
Peladophobia
(takut botak).
Orang
yang memiliki fobia ini merasa takut dengan siapapun yang berkepala botak atau
kebotakan terhadap diri mereka sendiri. Kalau cuma takut sedikit-sedikit sih
bukan masalah, tapi kalau kamu sangat takut hingga membeli banyak produk
perawatan rambut rontok berarti kemungkinan kamu punya fobia ini nih.
7.
Phobophobia
(takut terhadap rasa takut).
Phobophobia
merupakan kecemasan seseorang terhadap rasa takut, atau takut terhadap fobia
itu sendiri.
8.
Kenofobia
(takut pada kekosangan atau ruang kosong).
Orang
yang punya fobia ini takut terhadap kekosongan atau ruang kosong dan tidak
dapat berdiri di ruang kosong.
9.
Novercaphobia
(takut terhadap ibu tiri).
Ibu tiri sering di cap
jahat oleh banyak anak, apalagi jika mereka terlalu terpengaruh dengan
cerita-cerita dongeng dan sinetron yang banyak menghadirkan ibu tiri jahat.
Orang yang mempunyai rasa takut terhadap ibu tiri disebut novercaphobia.
10.
Victricophobia
(takut terhadap ayah tiri).
Jika kamu menderita
novercaphobia, kemungkinan kamu juga mengidap victricophobia atau takut ayah
tiri. Karena orang yang mengidap salah satu fobia ini sering memiliki
kedua-duanya.
11.
Sinistrophobia
(takut benda atau arah sebelah kiri).
Orang
yang mempunyai fobia ini merasa takut dengan benda di sebelah kiri atau apapun
dari sisi kiri. Unik banget ya!
12.
Hippopotomonstrosesquipedaliophobia
(takut terhadap kata-kata panjang).
Dapatkah
kamu membaca hippopotomonstrosesquipedaliophobia ini? Jika kamu mempunyai rasa
takut dalam mengejanya, ada kemungkinan kamu mempunyai fobia ini, yakni fobia
terhadap kata-kata panjang yang terus tersambung.
13.
Philophobia
(takut jatuh cinta).
Philophobia
merupakan penyakit mental berupa ketakutan atau takut untuk mencintai atau
dicintai. Orang yang punya fobia ini biasanya adalah dia yang punya pengalaman
pahit dalam percintaan.
14.
Haphephobia
(takut disentuh).
Kamu
memiliki teman yang marah jika kulit atau tubuhnya disentuh? Ada kemungkinan
temanmu mengidap fobia ini. Mereka yang memiliki Haphephobia merasa cemas dan
takut untuk disentuh, bisa jadi karena mereka mempunyai trauma berkaitan dengan
hal ini.
15.
Deipnophobia
(takut makan-makan).
Jika
kamu punya deipnophobia, maka ide untuk makan bersama teman membuatmu takut.
Kamu lebih suka makan malam di rumah dan bahkan di kegelapan daripada pergi
keluar untuk makan.
16.
Liticaphobia
(takut pada tuntutan hukum).
Siapa
sih yang nggak takut dengan hukuman? Pastinya semua orang juga takut, ya kan?
Tapi, jika kamu punya pikiran yang berlebihan tentang gugatan hukuman, mungkin
kamu punya fobia yang satu ini.
17.
Coulrophobia
(takut badut).
Jika
banyak orang menilai badut punya penampilan yang lucu, gokil, dan menghibur
makan tidak berlaku bagi orang yang punya Coulrophobia. Bagi mereka, badut
terlihat seperti penjahat yang bersembunyi dibalik seragam.
18.
Nomophobia
(takut terpisah dari ponsel).
Orang
yang punya fobia ini merasa takut terpisah dari ponsel selama beberapa menit.
Di zaman modern seperti sekarang, mungkin banyak yang punya nomophobia, mereka
terus memikirkan ponselnya, menjaganya di samping tempat tidur, dan panik jika
kehilangan atau menjatuhkannya.
19.
Ephebiphobia
(takut anak muda).
Orang
yang mempunyai fobia ini merasa takut melihat anak muda atau remaja. Jika kamu
selalu menghindari anak-anak muda dan selalu menganggap bahwa mereka kasar dan
selalu melanggar peraturan. Ada kemungkinan kamu mengidap fobia yang satu ini.
20.
Aulophobia
(takut seruling).
Jika
seruling membuat kepalamu kacau, tak nyaman, dan panik serta takut, berarti
kamu mengidap fobia yang satu ini.
21.
Gelotofobia
(takut ditertawakan).
Bagi
orang yang punya fobia ini, tertawa adalah hal yang sangat tak mereka suka
karena mereka selalu takut bahwa mereka adalah leluconnya (mereka takut
ditertawakan).
22.
Glossophobia
(takut berbicara di depan umum).
Rasa
takut berbicara di depan umum atau glossophobia adalah salah satu ketakutan
paling umum yang dapat kita temui. Orang-orang yang takut berbicara di depan
umum sering kali sangat khawatir dan berkeringat sebelum mereka naik ke
panggung untuk berbicara.
23.
Myxophobia
(takut lendir).
Orang
yang mempunyai fobia ini merasa takut, panik dan cemas dengan segala sesuatu
yang berhubungan dengan lendir.
24.
Euphobia
(takut kabar baik).
Kebanyakan
orang suka mendengar kabar baik, namun orang yang punya euphobia atau takut
kabar baik. Biasanya mereka bisa mengubah kabar baik di kepalanya sebagai
sesuatu yang buruk. Mereka benci mendengar kabar baik karena itu tidak baik
untuk mereka.
25.
Hexakosioihexekontahexaphobia
(takut angka 666).
Jika
kamu takut dengan angka 6, terutama 666, maka kamu memiliki
Hexakosioihexekontahexaphobia. Kamu mungkin lebih sering memperhatikan nomor
ini daripada kebanyakan orang lain dan kesal melihatnya di plat nomor, atau di
tempat tertentu.
26.
Pogonophobia
(takut jenggot pria).
Orang
yang memiliki pogonophobia berpikir pria berjenggot tak dapat dipercaya dan
menyembunyikan sesuatu.
27.
Nephophobia
(takut awan).
Orang
yang punya fobia ini menganggap bahwa awan adalah hal yang mengerikan dan bisa
menyebabkan kehancuran atau petaka. Orang yang mengalami fobia ini bisa jadi
karena trauma masa lalu atau keturunan.
28.
Xanthophobia
(takut warna kuning).
Orang yang punya fobia
ini sangat cemas dengan segala sesuatu berwarna kuning sehingga mereka akan
berteriak-teriak kalau melihat benda kuning misalnya pisang.
Langkah untuk
mengatasi Fobia
1.
Hadapi fobia Anda
perlahan-lahan
Menghindari
hal yang ditakuti adalah hal yang wajar. Namun, untuk mengatasi fobia, Anda
perlu belajar menghadapinya. Paparan adalah salah satu cara paling efektif
untuk mengatasi ketakutan Anda. Selama proses paparan, Anda akan belajar untuk
keluar dari kecemasan dan ketakutan karena fobia yang Anda miliki.
Jika
Anda lakukan berulang, maka hal tersebut akan membuat Anda sadar bahwa
ketakutan yang Anda pikirkan selama ini tidak akan terjadi. Anda akan merasa
lebih percaya diri dan terkendali, hingga fobia yang Anda miliki mulai
kehilangan kekuatannya. Semakin lama Anda mengekspos diri Anda pada hal yang
Anda takutkan, semakin Anda akan terbiasa dan tenang dengan hal itu.
Misalnya
Anda fobia
terbang dengan pesawat. Untuk menghadapinya, coba pilih penerbangan
dengan waktu tempuh yang paling singkat dari kota Anda. Mintalah keluarga atau
sahabat Anda untuk menemani. Pilih juga maskapai yang paling Anda percaya. Baru
setelah itu Anda bisa pelan-pelan mencoba penerbangan yang waktu tempuhnya
lebih lama, misalnya dua jam.
Tips
dalam menghadapi fobia adalah sebagai berikut:
·
Buat
daftar objek atau situasi menakutkan yang berhubungan dengan fobia Anda.
·
Mulailah
dengan paparan yang dapat Anda tangani (dari daftar yang Anda telah buat).
Misalkan, jika Anda fobia dengan durian, Anda bisa memulainya dengan
mengendalikan diri saat mendengar durian disebut-sebut. Jika sudah merasa lebih
baik saat mendengarnya, Anda bisa melatih diri Anda melihat gambar durian, lalu
melihat durian secara langsung, memegangnya, membaui, dan seterusnya. Paparan
bertahap ini akan membantu Anda mengendalikan ketakutan yang muncul karena
fobia durian.
2.
Belajar teknik
relaksasi
Belajar
mengatasi fobia tidaklah mudah. Paparan sederhana seperti foto objek yang Anda
takuti terkadang bisa membuat jantung Anda berdebar-debar, napas pun memburu.
Jika Anda mulai merasa terbebani saat menghadapi fobia Anda, segera mundur dan
gunakan teknik relaksasi untuk menenangkan diri. Karena dengan belajar
menenangkan diri, Anda bisa menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan Anda
untuk mengelola sensasi tidak nyaman dan menghadapi ketakutan Anda.
Tips
relaksasi yang dapat Anda lakukan:
·
Duduk
atau berdiri dengan nyaman dengan punggung lurus. Letakkan satu tangan di dada
dan yang lainnya di perut Anda.
·
Ambil
napas perlahan melalui hidung, hitung sampai empat. Tangan di perut Anda harus
sampai naik. Tangan di dada Anda harus bergerak sangat sedikit.
·
Tahan
napas sampai hitungan ketujuh.
·
Buang
napas melalui mulut dalam hitungan kedelapan, mendorong udara keluar sebanyak
yang Anda bisa saat menghela napas. Tangan di perut Anda harus bergerak saat
Anda mengembuskan napas, tapi tangan Anda yang lain harus bergerak sangat
sedikit.
·
Tarik
napas lagi, ulangi siklus ini sampai Anda merasa rileks dan fokus.
Latih teknik
pernapasan dalam ini selama lima menit dua kali sehari. Setelah
Anda merasa nyaman dengan teknik ini, Anda bisa mulai menggunakannya saat
mengatasi fobia Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar