Minggu, 29 Desember 2019

FOBIA, GEJALA, PENYEBAB, JENIS, CARA MENGATASI


Fobia adalah rasa takut berlebihan terhadap sesuatu. Ketakutan tersebut dapat timbul saat menghadapi situasi, berada di suatu tempat, atau ketika melihat hewan tertentu. Dalam kondisi fobia yang parah, penderitanya akan berusaha menghindar dari objek yang dapat memicu ketakutan.
Fobia sebenarnya termasuk ke dalam penyakit gangguan kecemasan. Kondisi ini dapat membuat penderitanya depresi, panik, serta membatasi kegiatan.
Fobia bisa bersifat spesifik atau kompleks. Contoh-contoh fobia spesifik, di antaranya adalah takut terhadap kedalaman air, ketinggian, hewan, dokter, jarum suntik, darah, atau takut tertular penyakit seksual. Sedangkan contoh fobia kompleks, di antaranya adalah takut terhadap situasi sosial, takut berbicara di depan umum, atau takut berada di ruang terbuka.
Kebanyakan kasus fobia spesifik dialami oleh penderitanya sejak masa kanak-kanak atau remaja. Sedangkan fobia kompleks umumnya mulai berkembang ketika penderitanya memasuki kehidupan dewasa.
Gejala Fobia
Tanda fobia pada diri seseorang dapat mudah dikenali dari reaksi takut berlebihan yang diperlihatkannya ketika melihat objek atau menghadapi situasi tertentu. Selain rasa takut yang berlebihan, fobia juga bisa disertai dengan serangan panik yang ditandai dengan:
  • Disorientasi atau bingung.
  • Pusing dan sakit kepala.
  • Mual.
  • Dada terasa sesak dan nyeri.
  • Sesak napas.
  • Detak jantung meningkat.
  • Tubuh gemetar dan berkeringat.
  • Telinga berdenging.
  • Sensasi ingin selalu buang air kecil.
  • Mulut terasa kering.
  • Menangis terus-menerus dan takut ditinggal sendirian (terutama pada anak-anak).
Penyebab Fobia
Hingga kini penyebab fobia belum diketahui secara jelas. Meski begitu, ada beberapa faktor yang diduga kuat dapat memicu  kondisi ini, di antaranya:
  • Peristiwa traumatis atau pengalaman buruk. Fobia sering dikaitkan dengan  peristiwa traumatis yang dialami sebelumnya atau pengalaman buruk pada masa kecil. Misalnya, seseorang yang pernah terkurung saat masih kecil cenderung takut terhadp ruang tertutup ketik baeranjak dewasa.
  • Perubahan fungsi otak. Beberapa fobia spesifik dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada fungsi otak.
  • Genetik dan lingkungan. Fobia dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan atau keluarga. Contohnya, seseorang cenderung akan mengalami fobia jika dibesarkan oleh orang tua yang sering mengalami kecemasan.
Diagnosis dan Pengobatan Fobia
Fobia biasanya dapat mudah terdiagnosis oleh dokter dari gejala-gejala yang mengarah pada kondisi tersebut, dengan diperkuat oleh riwayat penyakit (termasuk kejiwaan), riwayat penggunaan obat, dan riwayat kehidupan sosial pasien.
Penanganan terhadap fobia dapat dilakukan melalui terapi psikologi, salah satunya yang efektif adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu pasien mengubah cara pandang dan cara bersikap terhadap suatu masalah. Dalam kasus fobia, ahli terapi akan membantu pasien mengatasi rasa takut melalui teknik pemaparan atau desentisasi. Dengan teknik pemaparan terhadap benda atau suasana yang ditakuti, rasa takut diharapkan dapat berkurang secara bertahap sehingga pada akhirnya pasien dapat mengendalikn fobia yang dialami. Contohnya, adalah pada pasien yang mengalami fobia terhadap ular. Awalnya, pasien akan diminta untuk membaca tulisan tentang ular, lalu diperlihatkan gambar hewan  tersebut. Tahapan berikutnya adalah dengan mengunjungi kandang ular, yang dilanjutkan dengan memegang reptil tersebut secara langsung.
Di samping teknik tersebut, ahli terapi juga akan mengajarkan pasien teknik untuk mengendalikan diri. Misalnya, melalui teknik relaksasi untuk membantu mengatur ketenangan dan pernapasan, atau teknik visualisasi untuk membayangkan keberhasilan mengatasi situasi.
Hasil yang lebih efektif akan terlihat saat beberapa teknik terapi dipadukan dengan ditunjang oleh penerapan gaya hidup sehat. Misalnya beristirahat secara cukup, mengonsumsi makanan sehat secara teratur, dan rajin berolah raga.
Selain melalui terapi, gejala fobia juga dapat diredakan dengan obat-obatan. Kendati demikian, obat biasanya hanya diberikan untuk jangka waktu pendek. Contoh obat yang kemungkinan  diresepkan dokter dalam kasus fobia adalah:
  • Penghambat pelepasan serotonin (SSRIs). Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi salah satu hormon transmiter di dalam otak, yaitu hormon serotonin, berperan dalam menciptakan dan mengatur suasana hati.
  • Penghambat beta (beta blockers). Obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gangguan jantung  ini  diberikan untuk menghambat reaksi-reaksi yang muncul dari stimulasi adrenalin akibat  rasa cemas, seperti suara dan tubuh gemetar, jantung berdebar, atau tekanan darah meningkat.
  • Benzodiazepine. Obat ini diberikan untuk mengatasi kecemasan dalam tingkat yang parah. Biasanya pemberian benzodiazepine akan dikurangi secara bertahap seiring membaiknya kondisi guna menghindari ketergantungan.
Jenis Fobia
1.      Scriptophobia (takut menulis di tempat umum).
Orang yang mempunyai fobia ini mempunyai ketakutan untuk menulis sesuatu di tempat umum atau tempat ramai. Oleh karenanya, mereka akan menulis di tempat di mana tak ada orang lain yang dapat melihatnya, seperti misalnya menulis di tempat gelap.

2.      Kathisophobia (takut duduk).
Orang yang mempunyai fobia ini merasa sangat takut untuk duduk. Oleh karenanya, mereka akan selalu menghindari duduk dan lebih memilih berdiri bagaimanapun kondisinya. Agak sulit dipercaya tapi ternyata memang benar-benar ada.

3.      Consecotaleophobia (takut sumpit).
Orang yang mempunyai fobia ini merasa takut dengan sumpit. Bagi mereka, dua bilah kayu sebagai alat makan akan membuat mereka merasa sangat cemas. Oleh karenanya, mereka lebih memilih alat makan lain seperti sendok, garpu, dan pisau.

4.      Chirophobia (takut pada tangan).
Chirophobia adalah rasa takut akan tangan, baik tangan sendiri atau tangan orang lain. Orang yang menderita ini takut berjabat tangan, mungkin akan menutupi tangan mereka dengan sarung tangan dan bahkan tidak pernah mencuci tangan mereka.

5.      Panophobia (takut segalanya).
Panophobia adalah rasa takut dengan segalanya. Orang yang punya fobia ini mempunyai rasa khawatir dan ketakutan yang berlebihan kepada segala hal, mereka takut sesuatu yang buruk sedang atau akan terjadi kepada mereka.

6.      Peladophobia (takut botak).
Orang yang memiliki fobia ini merasa takut dengan siapapun yang berkepala botak atau kebotakan terhadap diri mereka sendiri. Kalau cuma takut sedikit-sedikit sih bukan masalah, tapi kalau kamu sangat takut hingga membeli banyak produk perawatan rambut rontok berarti kemungkinan kamu punya fobia ini nih.

7.      Phobophobia (takut terhadap rasa takut).
Phobophobia merupakan kecemasan seseorang terhadap rasa takut, atau takut terhadap fobia itu sendiri.

8.      Kenofobia (takut pada kekosangan atau ruang kosong).
Orang yang punya fobia ini takut terhadap kekosongan atau ruang kosong dan tidak dapat berdiri di ruang kosong.

9.      Novercaphobia (takut terhadap ibu tiri).
Ibu tiri sering di cap jahat oleh banyak anak, apalagi jika mereka terlalu terpengaruh dengan cerita-cerita dongeng dan sinetron yang banyak menghadirkan ibu tiri jahat. Orang yang mempunyai rasa takut terhadap ibu tiri disebut novercaphobia.

10.       Victricophobia (takut terhadap ayah tiri).
Jika kamu menderita novercaphobia, kemungkinan kamu juga mengidap victricophobia atau takut ayah tiri. Karena orang yang mengidap salah satu fobia ini sering memiliki kedua-duanya.

11.       Sinistrophobia (takut benda atau arah sebelah kiri).
Orang yang mempunyai fobia ini merasa takut dengan benda di sebelah kiri atau apapun dari sisi kiri. Unik banget ya!

12.       Hippopotomonstrosesquipedaliophobia (takut terhadap kata-kata panjang).
Dapatkah kamu membaca hippopotomonstrosesquipedaliophobia ini? Jika kamu mempunyai rasa takut dalam mengejanya, ada kemungkinan kamu mempunyai fobia ini, yakni fobia terhadap kata-kata panjang yang terus tersambung.

13.       Philophobia (takut jatuh cinta).
Philophobia merupakan penyakit mental berupa ketakutan atau takut untuk mencintai atau dicintai. Orang yang punya fobia ini biasanya adalah dia yang punya pengalaman pahit dalam percintaan. 

14.       Haphephobia (takut disentuh).
Kamu memiliki teman yang marah jika kulit atau tubuhnya disentuh? Ada kemungkinan temanmu mengidap fobia ini. Mereka yang memiliki Haphephobia merasa cemas dan takut untuk disentuh, bisa jadi karena mereka mempunyai trauma berkaitan dengan hal ini.

15.       Deipnophobia (takut makan-makan).
Jika kamu punya deipnophobia, maka ide untuk makan bersama teman membuatmu takut. Kamu lebih suka makan malam di rumah dan bahkan di kegelapan daripada pergi keluar untuk makan.
16.       Liticaphobia (takut pada tuntutan hukum).
Siapa sih yang nggak takut dengan hukuman? Pastinya semua orang juga takut, ya kan? Tapi, jika kamu punya pikiran yang berlebihan tentang gugatan hukuman, mungkin kamu punya fobia yang satu ini.

17.       Coulrophobia (takut badut).
Jika banyak orang menilai badut punya penampilan yang lucu, gokil, dan menghibur makan tidak berlaku bagi orang yang punya Coulrophobia. Bagi mereka, badut terlihat seperti penjahat yang bersembunyi dibalik seragam.

18.       Nomophobia (takut terpisah dari ponsel).
Orang yang punya fobia ini merasa takut terpisah dari ponsel selama beberapa menit. Di zaman modern seperti sekarang, mungkin banyak yang punya nomophobia, mereka terus memikirkan ponselnya, menjaganya di samping tempat tidur, dan panik jika kehilangan atau menjatuhkannya.

19.       Ephebiphobia (takut anak muda).
Orang yang mempunyai fobia ini merasa takut melihat anak muda atau remaja. Jika kamu selalu menghindari anak-anak muda dan selalu menganggap bahwa mereka kasar dan selalu melanggar peraturan. Ada kemungkinan kamu mengidap fobia yang satu ini.

20.       Aulophobia (takut seruling).
Jika seruling membuat kepalamu kacau, tak nyaman, dan panik serta takut, berarti kamu mengidap fobia yang satu ini.

21.       Gelotofobia (takut ditertawakan).
Bagi orang yang punya fobia ini, tertawa adalah hal yang sangat tak mereka suka karena mereka selalu takut bahwa mereka adalah leluconnya (mereka takut ditertawakan).

22.       Glossophobia (takut berbicara di depan umum).
Rasa takut berbicara di depan umum atau glossophobia adalah salah satu ketakutan paling umum yang dapat kita temui. Orang-orang yang takut berbicara di depan umum sering kali sangat khawatir dan berkeringat sebelum mereka naik ke panggung untuk berbicara.

23.       Myxophobia (takut lendir).
Orang yang mempunyai fobia ini merasa takut, panik dan cemas dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan lendir.

24.       Euphobia (takut kabar baik).
Kebanyakan orang suka mendengar kabar baik, namun orang yang punya euphobia atau takut kabar baik. Biasanya mereka bisa mengubah kabar baik di kepalanya sebagai sesuatu yang buruk. Mereka benci mendengar kabar baik karena itu tidak baik untuk mereka.

25.       Hexakosioihexekontahexaphobia (takut angka 666).
Jika kamu takut dengan angka 6, terutama 666, maka kamu memiliki Hexakosioihexekontahexaphobia. Kamu mungkin lebih sering memperhatikan nomor ini daripada kebanyakan orang lain dan kesal melihatnya di plat nomor, atau di tempat tertentu.

26.       Pogonophobia (takut jenggot pria).
Orang yang memiliki pogonophobia berpikir pria berjenggot tak dapat dipercaya dan menyembunyikan sesuatu.

27.       Nephophobia (takut awan).
Orang yang punya fobia ini menganggap bahwa awan adalah hal yang mengerikan dan bisa menyebabkan kehancuran atau petaka. Orang yang mengalami fobia ini bisa jadi karena trauma masa lalu atau keturunan.

28.            Xanthophobia (takut warna kuning).
Orang yang punya fobia ini sangat cemas dengan segala sesuatu berwarna kuning sehingga mereka akan berteriak-teriak kalau melihat benda kuning misalnya pisang.
Langkah untuk mengatasi Fobia

1.      Hadapi fobia Anda perlahan-lahan

Menghindari hal yang ditakuti adalah hal yang wajar. Namun, untuk mengatasi fobia, Anda perlu belajar menghadapinya. Paparan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengatasi ketakutan Anda. Selama proses paparan, Anda akan belajar untuk keluar dari kecemasan dan ketakutan karena fobia yang Anda miliki.

 

Jika Anda lakukan berulang, maka hal tersebut akan membuat Anda sadar bahwa ketakutan yang Anda pikirkan selama ini tidak akan terjadi. Anda akan merasa lebih percaya diri dan terkendali, hingga fobia yang Anda miliki mulai kehilangan kekuatannya. Semakin lama Anda mengekspos diri Anda pada hal yang Anda takutkan, semakin Anda akan terbiasa dan tenang dengan hal itu.

 

Misalnya Anda fobia terbang dengan pesawat. Untuk menghadapinya, coba pilih penerbangan dengan waktu tempuh yang paling singkat dari kota Anda. Mintalah keluarga atau sahabat Anda untuk menemani. Pilih juga maskapai yang paling Anda percaya. Baru setelah itu Anda bisa pelan-pelan mencoba penerbangan yang waktu tempuhnya lebih lama, misalnya dua jam.

 

Tips dalam menghadapi fobia adalah sebagai berikut:

·         Buat daftar objek atau situasi menakutkan yang berhubungan dengan fobia Anda.
·         Mulailah dengan paparan yang dapat Anda tangani (dari daftar yang Anda telah buat). Misalkan, jika Anda fobia dengan durian, Anda bisa memulainya dengan mengendalikan diri saat mendengar durian disebut-sebut. Jika sudah merasa lebih baik saat mendengarnya, Anda bisa melatih diri Anda melihat gambar durian, lalu melihat durian secara langsung, memegangnya, membaui, dan seterusnya. Paparan bertahap ini akan membantu Anda mengendalikan ketakutan yang muncul karena fobia durian.

2.      Belajar teknik relaksasi

Belajar mengatasi fobia tidaklah mudah. Paparan sederhana seperti foto objek yang Anda takuti terkadang bisa membuat jantung Anda berdebar-debar, napas pun memburu. Jika Anda mulai merasa terbebani saat menghadapi fobia Anda, segera mundur dan gunakan teknik relaksasi untuk menenangkan diri. Karena dengan belajar menenangkan diri, Anda bisa menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan Anda untuk mengelola sensasi tidak nyaman dan menghadapi ketakutan Anda.

 

Tips relaksasi yang dapat Anda lakukan:

·         Duduk atau berdiri dengan nyaman dengan punggung lurus. Letakkan satu tangan di dada dan yang lainnya di perut Anda.
·         Ambil napas perlahan melalui hidung, hitung sampai empat. Tangan di perut Anda harus sampai naik. Tangan di dada Anda harus bergerak sangat sedikit.
·         Tahan napas sampai hitungan ketujuh.
·         Buang napas melalui mulut dalam hitungan kedelapan, mendorong udara keluar sebanyak yang Anda bisa saat menghela napas. Tangan di perut Anda harus bergerak saat Anda mengembuskan napas, tapi tangan Anda yang lain harus bergerak sangat sedikit.
·         Tarik napas lagi, ulangi siklus ini sampai Anda merasa rileks dan fokus.
Latih teknik pernapasan dalam ini selama lima menit dua kali sehari. Setelah Anda merasa nyaman dengan teknik ini, Anda bisa mulai menggunakannya saat mengatasi fobia Anda.

3.      Tantang pikiran negatif Anda

Saat Anda memiliki fobia, Anda cenderung melebih-lebihkan seberapa buruknya jika Anda menghadapi situasi yang Anda takuti. Pada saat bersamaan, Anda meremehkan kemampuan Anda untuk mengatasi fobia tersebut. Karena itu, cara untuk mengatasinya adalah dengan menantang pikiran negatif Anda.

 

Apakah hal yang Anda takuti pernah benar-benar terjadi? Apakah situasi atau objek tertentu akan membuat Anda celaka? Begitu seterusnya dengan pertanyaan lain yang berkaitan dengan pikiran negatif Anda.

 

Jika jawabannya adalah “tidak” atau “belum tentu”, maka Anda perlu mengubah pikiran Anda dengan, “Saya akan baik-baik saja,” atau pikiran positif lainnya. Hal ini akan membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan Anda saat mengatasi fobia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar