Minggu, 29 Desember 2019

PERCOBAAN BUNUH DIRI, PENYEBAB, GEJALA, TANDA, FAKTOR, PENCEGAHAN


Percobaan Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri adalah sebuah situasi di mana seseorang melakukan suatu hal yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri. Situasi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, misalnya depresi, dampak dari penyalahgunaan obat, atau masalah dalam kehidupan.
Ada tanda yang biasanya ditunjukan seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri, beberapa di antaranya adalah terlihat cemas, merasa bersalah, atau membuat surat wasiat. Percobaan bunuh diri merupakan suatu kondisi yang dapat dicegah. Peran keluarga dan kerabat dekat sangat penting dalam hal tersebut.

Penyebab Percobaan Bunuh Diri

Keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri dapat dipicu oleh banyak faktor, beberapa di antaranya adalah:
  • Menderita gangguan mental, seperti depresi.
  • Mengalami kekerasan psikologis, misalnya perundungan (bully).
  • Penyalahgunaan NAPZA.
  • Menderita penyakit parah.
  • Memiliki tekanan batin, misalnya karena kehilangan pekerjaan, status/kedudukan, atau uang.
  • Mengalami kekerasan seksual.
  • Kehilangan kerabat dekat atau anggota keluarga.
  • Dipenjara.
Selain beberapa faktor di atas, cyberbullying atau perundungan di dunia maya turut meningkatkan risiko bunuh diri, terutama pada remaja.
Gejala Percobaan Bunuh Diri
Seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri biasanya menunjukkan gerak-gerik yang tidak biasa, seperti:
  • Membuat surat wasiat.
  • Memberikan benda-benda berharganya.
  • Pamit ke kerabat dan keluarga.
  • Menyimpan pil-pil berbahaya atau senjata api.
  • Lebih sering mengonsumsi alkohol atau obat-obatan.
  • Menjauhkan diri dari kerabat atau keluarga.
  • Terlihat cemas atau gelisah.
  • Terjadi perubahan pada kebiasaan makan atau tidur.
  • Menunjukan perubahan suasana hati yang drastis.
  • Berani melakukan sesuatu yang berbahaya, yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Misalnya, berkendara dengan sangat cepat.
Selain gerak-gerik, seseorang yang ingin melakukan percobaan bunuh diri juga kerap mencurahkan perasaannya. Dalam hal ini, perasaan yang diungkapkan dapat berupa:
  • Mengungkapkan rasa sakit yang dirasakan, entah itu emosi atau fisik.
  • Berbicara tentang rasa bersalah atau malu.
  • Merasa seperti membebani orang lain.
  • Memperlihatkan amarah atau berbicara tentang balas dendam.
  • Mengungkapkan perasaannya yang sepi, putus asa, dan tidak lagi memiliki alasan untuk hidup.
  • Mengutarakan keinginan untuk mati atau bunuh diri.
  • Sering berpikir atau berbicara tentang kematian.

Faktor Pemicu Seseorang Ingin Bunuh Diri

Bunuh diri dapat memengaruhi siapa saja, namun ada beberapa karakteristik dan kondisi yang meningkatkan risiko tersebut. Akan tetapi, seseorang mungkin lebih cenderung mencoba untuk bunuh diri jika memiliki gangguan mental. Sekitar 90 persen orang yang melakukan bunuh diri mengalami masalah psikologis pada saat kematian mereka.
Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya bunuh diri, di antaranya:
  • Gangguan bipolar
    Orang yang memiliki gangguan bipolar akan mengalami perubahan mood yang sangat drastis. Yang tadinya merasa sangat gembira dan bersemangat, mendadak bisa berubah menjadi sedih, tidak bersemangat, dan bahkan depresi. Kalangan ini memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri, jika dibandingkan dengan orang normal. Diperkirakan, satu dari tiga orang dengan gangguan bipolar akan mencoba bunuh diri setidaknya satu kali selama hidupnya. Penderita gangguan bipolar yang juga memiliki masalah kecemasan memiliki risiko mencoba bunuh diri yang lebih tinggi.
  • Depresi berat
    Ciri-ciri orang yang mengalami depresi berat adalah merasa putus asa, suasana hati yang buruk, merasa lelah, atau kehilangan minat dan motivasi dalam hidup. Ciri-ciri semacam ini dapat memberi dampak buruk bagi kehidupan orang tersebut secara menyeluruh. Pada akhirnya, hal ini dapat memicu mereka untuk lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri. JIka dialami oleh ibu atau ayah yang baru saja memiliki bayi, maka kondisi ini disebut depresi postpartum.
  • Anoreksia nervosa
    Menjauhi makanan sebisa mungkin dan selalu berbohong bahwa mereka tidak lapar atau sudah makan, itulah tanda-tanda pengidap anoreksia nervosa. Penderita gangguan makan ini merasa dirinya gemuk, sehingga membuat mereka terus-menerus menurunkan berat badan. Mereka benar-benar mengendalikan dan membatasi apa yang mereka makan. Diperkirakan 1 dari 5 pengidap anoreksia nervosa akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya. Angka kematian karena bunuh diri cukup tinggi pada pada penderita gangguan makan ini, terlebih pada remaja wanita.
  • Gangguan Kepribadian Ambang
    Gangguan ini disebut juga borderline personality disorder (BPD). Tanda utama seseorang memiliki gangguan kepribadian ambang adalah sering menyakiti diri sendiri. Tanda lainnya adalah emosi yang tidak stabil dan terkadang kesulitan dalam bersosialisasi. Kalangan ini cenderung memiliki riwayat pelecehan seksual pada masa kecilnya dan memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri. Diperkirakan lebih dari setengah orang-orang dengan gangguan ini akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.
  • Skizofrenia
    Sering berhalusinasi, perubahan perilaku atau percaya kepada hal-hal yang tidak benar adalah tanda-tanda orang dengan skizofrenia. Diperkirakan, 1 dari 20 orang dengan skizofrenia akan mencoba untuk bunuh diri.
Selain kondisi mental di atas, faktor lain yang bisa juga memicu seseorang bunuh diri adalah:
  • Pernah mengalami pelecehan seksual.
  • Faktor sosial dan ekonomi, seperti: kehilangan pekerjaan atau memiliki hutang.
  • Memiliki orientasi seksual tertentu seperti gay, lesbian, atau transgender.
  • Tahanan penjara atau seseorang yang baru bebas dari penjara juga bisa memiliki keinginan untuk bunuh diri.
  • Menjadi korban bullying.
  • Kualitas tidur yang buruk dan kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko bunuh diri pada kelompok lanjut usia. Lansia yang mengalami kurang tidur memiliki peningkatan risiko bunuh diri.

Apa Saja Tanda-tandanya?

Ada beberapa tanda yang mungkin diperlihatkan atau ditunjukkan oleh seseorang yang memiliki kenginginan untuk bunuh diri, misalnya:
  • Sering membicarakan tentang kematian.
  • Mengutarakan keputusasaannya dalam menjalani hidup seperti berkata, “Buat apa saya hidup di dunia?”
  • Perilaku menyakiti diri sendiri.
  • Mengancam ingin bunuh diri seperti berkata, “Jika kau memilih dirinya, saya akan bunuh diri.”
  • Menyimpan obat-obatan yang bisa disalahgunakan.
  • Menjadi pemakai narkoba atau pemabuk.
  • Sering marah secara tiba-tiba.
  • Sembrono dan terlibat dalam aktivitas yang mempertaruhkan nyawa.
  • Menarik diri dari orang-orang di sekitarnya.
  • Sering terlihat merasa cemas.
  • Mulai membuat surat wasiat.
  • Berat badan berkurang karena perubahan selera makan.
  • Kehilangan minat pada banyak hal.
  • Mengalami kesulitan tidur dan kerap merasa gelisah.

Pencegahan Percobaan Bunuh Diri

Penting untuk mengetahui faktor risiko serta tanda-tanda percobaan bunuh diri yang muncul pada diri seseorang. Jika Anda mendapati anggota keluarga atau teman memiliki tanda-tanda tersebut, pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
  • Mendengarkan dengan seksama sekaligus mempelajari apa yang dia pikirkan dan rasakan.
  • Membantu dia dalam mengatasi depresi yang dialami.
  • Jangan ragu untuk menanyakan padanya tentang adanya keinginan untuk bunuh diri.
  • Jangan ragu untuk mengekspresikan rasa sayang, baik dalam bentuk perbuatan maupun kata-kata.
  • Jangan mengabaikan perasaan dia terhadap suatu hal, meski hal itu sepele atau mudah untuk diselesaikan.
  • Sebisa mungkin jauhkan barang-barang yang dapat digunakan untuk bunuh diri, misalnya senjata api.
Jika Anda khawatir bahwa cara di atas masih belum cukup untuk bisa mencegah upaya bunuh diri, maka Anda bisa membawa dia ke psikiater. Metode medis yang mungkin disarankan oleh psikiater adalah:
  • Psikoterapi, salah satunya adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini akan melatih pasien dalam menangani stres yang dapat memicu keinginan untuk bunuh diri.
  • Pemberian obat. Obat golongan antipsikotik, seperti clozapine, sering diberikan pada pasien skizofrenia untuk menekan risiko munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar